Thursday, February 21, 2013

Brass

Brass section adalah satu seksi atau bagian atau dalam hal ini bisa kita maksudkan sebagai sekumpulan musisi dalam suatu band atau orkestra yang memainkan alat musik tiup. Istilah bahasa Inggris-nya brass instrument.

Brass instrument itu sendiri diartikan sebagai alat musik yang menghasilkan suara yang berasal dari getaran bibir pemainnya saat meniup melalui tabung resonator (pada jenis instrumen tertentu disebut sebagai mouthpiece).

Berbicara soal brass section pada marching band, berikut adalah brass instruments yang umum dipakai saat ini :


1. Trumpet














2. Marching Mellophone










3. Marching Trombone










4. Marching Euphonium













5. Marching Baritone










6. Marching Tuba












Pemilihan penggunaan instrumen tersebut bergantung pada kebutuhan dan kemampuan masing-masing unit.

Terdapat dua faktor yang memengaruhi perubahan nada pada brass instruments, yaitu menekan valve yang ada untuk mengubah atau mengalihkan panjang udara yang melewati tube, dan mengubah celah bibir pemainnya atau disebut sebagai "embouchure", yang akan menentukan frekuensi getaran pada instrumen tersebut. Sedangkan untuk mengubah dinamik atau keras-lembutnya suara yang dihasilkan adalah dengan mengatur keluaran volume udara.

Teknik pernafasan yang digunakan dalam memainkan instrumen ini adalah pernafasan diafragma. Dimana otot yang berkontraksi adalah otot diafragma yang berada di antara perut dan dada.

Marching Band

Marching Band adalah sekelompok barisan orang yang memainkan satu atau beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah kombinasi alat musik (tiup, battery percussion, dan sejumlah instrumen pit) secara bersama-sama, dan dikombinasikan dengan aksi baris-berbaris dari pemainnya. Umumnya, penampilan marching band dipimpin oleh satu atau dua orang field Commander dan dilakukan baik di lapangan terbuka maupun lapangan tertutup dalam barisan yang membentuk formasi dengan pola yang senantiasa berubah-ubah sesuai dengan alur koreografi terhadap lagu yang dimainkan, dan diiringi pula dengan aksi tarian yang dilakukan oleh sejumlah penari (color guard).


Marching band umumnya dikategorikan menurut fungsi, jumlah anggota, komposisi dan jenis peralatan yang digunakan, serta gaya atau corak penampilannya.
Banyak orang awam tidak begitu mengerti perbedaan antara Drum Band, Marching Band, dan Drum Corps. Biasanya bila ada pagelaran musik yang berbentuk parade atau display dilapangan, orang awam biasa menyebutnya Drum Band saja. Sebenarnya ketiga bentuk diatas sangat terasa perbedaannya. Maka saya coba kembali untuk refreshing tentang pengetahuan dasar mengenai perbedaan ketiga bentuk diatas. Sayang dong apabila ada seseorang yang sudah bermain Marching Band cukup lama tetapi tidak tahu dia bermain dalam kategori yang mana?


Dibawah ini saya akan menuliskan susunan secara general dari standar internasional yang ada. Walaupun dalam prakteknya susunannya ada yang lebih dari ini ataupun kurang.

1.  Drum Band : Komposisi alat tiup brass section tidak lengkap, biasanya hanya trumpet, mellophone dan trombone, sisanya memakai pianika dan rekorder. Untuk battery perbandingannya dengan alat tiup biasanya lebih banyak, dan komposisi battery sendiri lebih banyak Snare Drum-nya, dan masih memakai bellyra. Untuk komposisi lagu lebih cenderung ke arah mars. Tidak mementingkan kualitas musik dan baris. Pit instrument hanya sebatas bells dan xylophone. Berkunci Bb, F dan C. 





2.  Marching Band    :  Komposisi alat tiup terdiri dari brass dan woodwind, dan arah bell dari brassnya tidak semua menghadap ke depan.  Perbandingan alat tiup dan battery sudah seimbang. Komposisi musik sudah mementingkan segi kualitas musikalitasnya, tapi tidak terlalu dipentingkan dalam baris berbaris.  Alat tiup rata-rata berkunci Bb dan F. Rata-rata komposisi alat tiup  35-45, perkusi 16-24, colour guard 6-16. 


3.   Corps Style Marching Band / Small Drum Corps     : Kriterianya sama dengan Marching Band tetapi semua alat tiup brass jenis marching dan mengarah ke depan semua (front bells).  Komposisi musik dan baris sangat mengutamakan kualitas, lebih cenderung ke arah entertainment. Rata-rata komposisi alat tiup 45-60, battery 20-30, Colour Guard 10-24. 






4.    Drums  & Bugles Corps     :  Semua alat tiup logam dan menghadap ke depan dan berkunci G. Komposisi musik dan baris bersifat entertainment. Penampilan terkonsentrasi kepada kualitas musik dan baris  Banyak memakai aksesoris terutama di pit instrument dan colour guard. Rata-rata total pemain keseluruhan diatas 150 personil. 
  


Di Asia terjadi fenomena cukup unik tentang penyebutan untit-unit tersebut, dimana tidak ada perbedaan antara marching band, drum corps, dan lain-lain. Semua unit ini lebih sering disebut sebagai “Marching Band”. Bahkan di daerah-daerah kecil di Indonesia semuanya disamaratakan dengan sebutan “Drum Band”, mungkin ini karena pengaruh militer Indonesia yang sangat kuat dalam pembentukan negeri ini selama puluhan tahun. Padahal untuk di negara-negara barat, style drum band ini lebih dikenal dengan “Military Drum Corps” yang secara kualitas skill dan aransemen sudah sangat berkembang dibandingkan Drum Band Militer di Indonesia yang hanya memainkan lagu-lagu mars dengan aransemen sederhana. Untuk daerah-daerah kecil ini bahkan masih banyak menggunakan mayoret yang memutar stick. Dimana untuk perkembangan marcing band modern saat ini sudah tidak terpakai karena secara fungsional tidak dibutuhkan.



Mengutip tulisan Wil Bijl (Drum Corps World Staff) dalam Drum Corps Worls Magazine edisi Maret 2013, di Indonesia, perkembangan marching band ini dimulai sejak tahun 1991. Saat itu, band Indonesia berubah secara besar-besaran ke Drum Corps style dengan B-flat horns. Indonesia adalah sebuah negara besar dengan jumlah penduduk lebih dari 230 juta jiwa dan sekitar 3600 unit marching band yang terdaftar. Sekitar 600 unit diantaranya sudah berbentuk style drum corps yang sebenarnya dengan anggota masing-masing unit lebih dari 100 orang, dan ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki komunitas drum corps terbesar di dunia.


Untuk saat ini, secara umum Marching Band di Indonesia dideskripsikan sebagai pengembangan seni musik pertunjukan yang menggabungkan unsur musik, baris-berbaris, tari, dan terutama kedisplinan.

Salah satu hal yang menyebabkan kesenjangan antara unit-unit besar dan unit kecil di daerah adalah tingkat musikalitas yang jauh berbeda. Ada 2 hal mendasar yang menyebabkan hal ini, yaitu kualitas alat dan kualitas pelatih. Untuk alat mungkin bisa diatasi dengan penggunaan produk lokal untuk battery dan beberapa instrumen pit yang mana kualitasnya saat ini sudah jauh meningkat dengan harga yang relatif terjangkau, sementara untuk alat brass bisa menggunakan produk kelas menengah. Yang cukup memprihatinkan adalah banyaknya pelatih unit sedang atau kecil yang sama sekali tidak menguasai teori musik, kepelatihan dan manajemen unit band. Banyak sekali pelatih yang “buta” not balok. Sedikit pemakluman, hal ini disebabkan pendidikan musik di Indonesia yang sangat kurang, sementara sekolah musik secara kuantitas juga sangat kurang. Akan tetapi menurut saya, seorang pelatih itu harus mempunyai tanggung jawab moral untuk menguasai materi yang akan diajarkan. Bagaimana kita bisa mentransfer ilmu kalau kita tidak tahu apa yang akan kita ajarkan? Selain itu secara manajemen dan hukum apabila ada partitur tertulis akan membuktikan hak kekayaan intelektual mereka. Lantas apabila seorang pelatih menguasai manajemen unit band, pastinya program latihan akan berjalan lancar karena memiliki acuan yang jelas. Yang perlu ditanamkan pada para pelatih adalah anda mendidik anak agar bisa mengerti musik, memahami, kemudian memainkan lagu sesuai dengan aransemen yang anda inginkan. Apabila anak didik langsung diajari memainkan lagu, tanpa dibekali dasar-dasar cara bermain dan pemahaman lagu tersebut, yang terjadi adalah mereka bukan “bermain” tetapi mereka hanya “memukul dan meniup” seperti yang disuruh pelatih tanpa mereka sempat memahami dan menikmati komposisi yang mereka mainkan.